Pekanbaru, hotfokus.com
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mempertegas langkah agresif menjaga pasokan energi nasional melalui peresmian Proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Minas Area A, Wilayah Kerja Rokan, Selasa (23/12/2025). Inisiatif ini menjadi strategi kunci PHR dalam mengoptimalkan lapangan migas tua agar tetap produktif dan berkelanjutan.
Lapangan Minas telah beroperasi sejak 1952 dan selama puluhan tahun menjadi pilar penting industri hulu migas Indonesia. Meski tergolong lapangan mature, potensi cadangan minyak di bawah permukaan masih signifikan. Penerapan teknologi CEOR membuka peluang peningkatan recovery minyak sekitar 12–16 persen dari Original Oil in Place (OOIP).
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menegaskan bahwa Minas bukan sekadar aset produksi, tetapi juga bagian penting dari sejarah ketahanan energi nasional. Namun, tantangan lapangan tua menuntut pendekatan berbeda. Menurutnya, inovasi teknologi menjadi satu-satunya jalan untuk menjaga keberlanjutan produksi, dan implementasi Chemical EOR tahap awal di Area A mencerminkan upaya tersebut.
Apresiasi juga disampaikan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan. Ia menilai keberhasilan PHR mengembangkan formula CEOR secara mandiri sebagai pencapaian strategis. Teknologi ini, kata dia, tidak hanya menjawab tantangan teknis lapangan tua, tetapi juga sejalan dengan agenda nasional dalam mewujudkan kemandirian energi dan target produksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030.
Dari sisi daerah, Plt Gubernur Riau SF Haryanto menyambut positif implementasi CEOR di Minas. Ia menilai keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak ekonomi berantai bagi Provinsi Riau, terutama melalui keberlanjutan Dana Bagi Hasil Migas. Dana tersebut berperan penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Pemerintah Provinsi Riau pun menyatakan komitmen menjaga iklim investasi hulu migas tetap kondusif. Dukungan tersebut diwujudkan melalui koordinasi lintas sektor guna memastikan kelancaran operasi dan keamanan investasi energi di wilayah Riau.
Secara teknis, teknologi CEOR di Minas mengandalkan injeksi campuran alkali, surfaktan, dan polimer (ASP) ke dalam reservoir. Kombinasi ini berfungsi menyapu minyak dari pori-pori batuan agar dapat diproduksikan kembali. Wakil Direktur Utama Pertamina Oki Muraza menekankan bahwa surfaktan yang digunakan merupakan hasil inovasi internal Pertamina yang telah melalui serangkaian uji laboratorium dan lapangan.
Implementasi CEOR berskala komersial ini menempatkan PHR sebagai pionir penerapan Chemical EOR di Indonesia. Keberhasilan tahap awal di Minas Area A juga membuka peluang pengembangan teknologi serupa di area lain di Wilayah Kerja Rokan.

Ke depan, proyek CEOR ini ditargetkan mampu menyumbang sekitar 70 ribu barel minyak per hari pada 2030 dan mencapai puncak produksi hingga 200 ribu barel per hari pada 2036. Capaian tersebut diharapkan tidak hanya memperkuat produksi migas nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing Pertamina di kancah industri energi global. (*)
Leave a comment