Jakarta, hotfokus.com
Pertamina mempercepat suplai energi dan bantuan darurat ke berbagai wilayah terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Perusahaan langsung menggerakkan seluruh subholding agar distribusi BBM dan LPG tetap berjalan meskipun cuaca ekstrem mempersulit akses.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menegaskan bahwa perusahaan bergerak cepat menjaga kelancaran pasokan. “Pertamina fokus memastikan energi terutama BBM dan LPG tetap sampai ke masyarakat. Seluruh subholding saling mendukung untuk menjaga pasokan dan membantu warga terdampak,” kata Baron.
Menurutnya, fasilitas operasional Pertamina di kawasan banjir masih berfungsi normal. Para pekerja yang terdampak pun tetap mendapat dukungan agar pelayanan tetap berjalan.
Di sektor pelayaran, cuaca buruk sempat menghambat kapal bersandar di SPM Belawan. Setelah menunggu gelombang mereda, dua kapal akhirnya bisa menurunkan muatan BBM. Di sisi lain, Pelita Air menerbangkan heli Bell 412 EP untuk mengangkut suplai energi dan bantuan menuju titik-titik yang sulit dijangkau seperti Pangkalan Susu, Lhokseumawe, dan Rantau.
Dari jalur darat, Elnusa Petrofin mengoperasikan mobil tangki menuju berbagai lokasi meski akses jalan beberapa titik rusak. Operasional SPPBE Gunung Sitoli serta DPPU Sibolga dan Silangit juga tetap berjalan demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, memastikan pemantauan suplai dilakukan ketat. “Kami menyesuaikan pola suplai dengan kondisi lapangan serta berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan aparat,” ujarnya.
Pertamina turut menerapkan alih suplai Pertalite dan Biosolar dari sejumlah terminal, memprioritaskan SPBU yang mengalami penurunan stok, serta mengoptimalkan penyaluran Pertamax dan Pertamina Dex selama masa pemulihan.
Dalam kebutuhan darurat, tim Pertamina Peduli membagikan berbagai bantuan seperti mie instan, beras, air mineral, biskuit, susu balita, popok, selimut, dan handuk. Dua rumah sakit Pertamina di Pangkalan Brandan dan Rantau juga dibuka sebagai lokasi pengungsian warga.

Pertamina terus berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk memetakan kebutuhan lanjutan. Satgas Nataru yang telah aktif sejak 13 November 2025 turut memantau stabilitas energi di seluruh wilayah. Masyarakat diminta membeli BBM dan LPG sesuai kebutuhan dan melapor jika menemukan kendala melalui Contact Center 135. (*)
Leave a comment