Jakarta, hotfokus.com
Pertumbuhan industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (Ilmate) masih bertahan double digit. Pada 2023, industri tumbuh 10,70 persen (year to year) senilai 632,51 triliun.
Bahkan pertumbuhan industri ini sejak 2022 lalu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. “Kami sangat bangga dengan pertumbuhan Ilmate pada 2023 yang masih mampu mempertahankan double digit. Ini membuktikan kebijakan selama ini sudah sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan industri,” kata Sekretaris Ditjen Ilmate Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait, Rabu (21/2/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor Ilmate memberi kontribusi 4,27 persen terhadap PDB nasional atau 25,48 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas sepanjang 2023. Kontribusi ini ditopang dengan meningkatnya laju PDB dari lapangan usaha di sektor Ilmate yang tumbuh dua digit seperti industri logam dasar 14,17 persen serta industri barang logam, komputer, barang elektronik dan optik sebesar 13,67 persen. “Selain itu, ditopang industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 7,63 persen,” jelasnya.
Ia menyebutkan pertumbuhan industri berpusat di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara didukung adanya lonjakan kenaikan permintaan produk besi baja dari luar negeri, terutama China serta meningkatnya produksi domestik untuk produk feronikel. Karena itu, subsektor ini mampu memberi kontribusi 5,61 persen terhadap industri pengolahan non-migas pada tahun 2023.
Kemenperin menyadari pentingnya ketersediaan bahan baku atau bahan penolong bagi para pelaku industri dalam negeri. Untuk itu, Kemenperin baru menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian No 1/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan dan Produk Turunannya untuk mengokohkan stabilitas industri baja nasional.
Menurut Sopar, penerbitan regulasi tersebut menandakan bahwa industri baja merupakan sektor yang sangat strategis bagi pengembangan sektor industri penting lainnya seperti konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan dan infrastruktur.
“Sektor industri baja sangat berpotensi memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional melalui added value serta menjadi multiplier effect bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa. Adapun total nilai ekspor tiga komoditas utama logam dasar, yaitu ferro-alloys, nickel mattes, dan flat-rolled products menembus 27,60 miliar dolar AS pada 2023 lalu,” paparnya.
Di sisi lain, subsektor industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik juga merupakan kontributor terbesar dalam memacu kinerja sektor Ilmate, dengan memberi andil 9,37 persen terhadap industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023. Sub sektor ini diuntungkan dengan adanya kenaikan permintaan barang logam dari sektor konstruksi, pertumbuhan permintaan global, dan pertumbuhan industri yang berpusat di Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur. (bi)
Leave a comment