Berlin, hotfokus.com
Upaya Indonesia menuju energi bersih kembali mendapat sorotan di panggung internasional. CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), John Anis, menekankan pentingnya kemitraan global dalam mempercepat transisi energi. Hal itu ia sampaikan saat berbicara di Indonesia–Europe Business Forum (IEBF) di Berlin, Jerman, Kamis (4/9/2025).
John menjelaskan, Pertamina NRE memegang mandat strategis untuk memimpin transformasi energi terbarukan di Tanah Air. Arah kebijakan tersebut selaras dengan target pemerintah yang menargetkan net zero emission pada 2060.
“Transisi energi tidak bisa ditempuh sendirian. Kita butuh kolaborasi lintas negara, lintas sektor, hingga lintas teknologi,” kata John.
Menurutnya, kerja sama dengan Eropa memiliki potensi besar. Selain menghadirkan investasi, kolaborasi ini juga membuka ruang bagi transfer teknologi dan inovasi yang sangat dibutuhkan Indonesia.
Tiga Pilar Kerja Sama Energi Hijau
John menyoroti tiga aspek utama yang dapat memperkuat sinergi Indonesia–Eropa di bidang energi terbarukan. Pertama, investasi dan inovasi bersama. Model ini mencakup pembiayaan konsesional, skema investasi bersama, serta transfer teknologi untuk mengembangkan sektor energi bersih, termasuk hidrogen hijau, e-fuels, hingga baterai.
Kedua, kepastian pasar melalui kontrak jangka panjang. Hal ini penting agar produk hijau seperti hidrogen dan amonia Indonesia memiliki akses berkelanjutan ke pasar Eropa.
Ketiga, pembangunan kapasitas bersama. Bentuknya berupa kolaborasi riset, pengembangan keahlian, hingga penguatan industri manufaktur dalam negeri sehingga Indonesia bisa menjadi pusat inovasi berkelanjutan di kawasan.
Strategi Ganda Pertamina NRE
Selain menjalin kemitraan global, John menegaskan bahwa Pertamina NRE menjalankan strategi ganda. Di satu sisi, perusahaan tetap mengoptimalkan bisnis energi konvensional. Namun, pada saat yang sama, pengembangan energi baru seperti tenaga surya, bioenergi, hidrogen, dan bahan bakar berkelanjutan terus dipercepat.
“Pertamina NRE sangat terbuka bekerja sama dengan mitra internasional, termasuk Eropa, untuk mewujudkan target net zero emission 2060. Masa depan energi bersih harus kita bangun bersama,” tegasnya.

Komitmen Pertamina
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa transisi energi juga harus dibarengi dengan pembangunan ekosistem yang inklusif. Dengan begitu, energi terbarukan dapat dimanfaatkan secara luas dan memberikan dampak nyata terhadap penurunan emisi karbon.
“Kami mengoptimalkan energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan, yang bukan hanya menekan emisi tetapi juga menjaga kelestarian alam,” ujarnya.
Pertamina menegaskan konsistensinya mendukung agenda net zero emission 2060. Setiap program yang dijalankan diarahkan untuk selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). (*)
Leave a comment