Aceh Tamiang, hotfokus.com
Upaya pemulihan pascabencana di Aceh Tamiang terus bergulir. PT Pertamina (Persero) memprioritaskan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan menghidupkan kembali 12 sumur milik warga serta membenahi fasilitas sanitasi air di sejumlah layanan kesehatan. Langkah cepat ini menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan masyarakat di tengah fase pemulihan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menekankan bahwa ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda. Ia menyebut, hingga kini masih banyak warga yang belum mendapatkan air layak konsumsi untuk keperluan sehari-hari.

“Masih banyak masyarakat yang kesulitan mengakses air layak konsumsi. Karena itu, kami secara bertahap mengaktifkan kembali sumur-sumur warga agar kebutuhan dasar tersebut bisa terpenuhi,” ujar Baron.
Pemulihan akses air bersih ini masuk dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina. Selain menyalurkan air bersih selama masa transisi darurat, Pertamina juga memperbaiki sumber air dan sistem sanitasi agar pasokan tetap terjaga dalam jangka panjang.
Bersama Wanadri dan TNI, hingga Jumat (26/12), Pertamina telah mengaktifkan kembali 12 sumur yang tersebar di berbagai titik di Aceh Tamiang. Sumur tersebut berada di Posko Pertamina Peduli Kantor Disdukcapil, Desa Seumadam, Kejuruan Muda, Babo, Bandar Pusaka, Karang Baru, serta Kota Kualasimpang.
Dukungan serupa juga menyasar fasilitas kesehatan. Perbaikan sanitasi air dilakukan di RSUD Aceh Tamiang dan sejumlah puskesmas, seperti Bandar Pusaka, Tamiang Hulu, dan Rantau. Sejak 4 Desember 2025, Pertamina tercatat telah menyalurkan sekitar 1,4 juta liter air bersih ke Aceh Tamiang melalui 191 mobil tangki. Di wilayah Lhokseumawe, bantuan air bersih menjangkau hingga 100 titik.

Relawan Pertamina Peduli, Neni Herawati, menjelaskan bahwa penyaluran air dan pengaktifan sumur dilakukan melalui koordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan Aceh Tamiang. “Kami menyusun strategi bersama, mulai dari distribusi air bersih, reaktivasi sumur, hingga pembuatan sumur bor, agar akses air bersih tetap tersedia dan menjangkau lebih banyak warga,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang, dr. Mustakim, menilai bantuan tersebut sangat vital bagi keselamatan masyarakat. “Warga di sini benar-benar mengalami kesulitan air minum. Selama ini banyak yang hanya mengandalkan air hujan atau menyaring air genangan seadanya,” ungkapnya. (*)
Leave a comment