Home PERTAMINA Tuntutan AMT ke Pertamina Berpotensi Bebani Negara
PERTAMINA

Tuntutan AMT ke Pertamina Berpotensi Bebani Negara

Share
Share

JAKARTA — Tuntutan mantan Awak Mobil Tangki (AMT) yang dipekerjakan berdasarkan kontrak oleh perusahaan mitra PT Pertamina (Persero) agar dijadikan karyawan tetap dinilai akan membebani negara.

“Para AMT itu bukan karyawan yang berkontrak kerja langsung dengan Pertamina sebagai BUMN, tetapi adalah karyawan perusahaan lain yang bekerjasama dengan Pertamina untuk tenaga sopir tangki,”ujar pengamat ekonomi Deviyan Cori di Jakarta Minggu (3/2/2019).

Apabila sampai terjadi Presiden memenuhi tuntutan mantan AMT kontrakan Pertamina yang jumlahnya tidak signifikan itu, maka akan jadi preseden buruk bagi terbukanya peluang tuntutan yang sama oleh karyawan tidak tetap lainnya yang mungkin jumlahnya lebih besar dan tentu akan merugikan keuangan BUMN dan Negara.

Jadi, lanjut dia, jika ingin menuntut menjadi karyawan tetap, maka lebih tepat diajukan ke perusahaan yang dahulu merekrut mereka untuk dipekerjakan sebagai sopir tangki.

“Tuntutan mantan AMT kontrakan Pertamina yang rencananya akan diterima oleh Presiden adalah tidak tepat sasaran dan seyogyanya urusan hak-hak pekerja ini adalah kewenangan dari Kementerian Ketenagakerjaan. Terlalu berat beban yang dihadapkan pada Presiden, apabila permasalahan teknis manajerial ini harus diselesaikan di istana,” tegasnya.

Dari kasus demonstrasi mantan AMT kontrakan Pertamina yang berasal dari perusahaan rekanan ini, diharapkan adanya langkah-langkah perbaikan dalam menata hubungan pekerja dan manajemen dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Termasuk yang berkaitan dengan tenaga kerja waktu tertentu (outsourcing) yang merupakan kerjasama antara perusahaan penerima kontrak kerja dengan perusahaan pemberi kerja pada perusahaan lain (rekanan).

“Pertamina secara umum sudah tak ada kaitannya lagi dan tak sesuai Undang-Undang dan peraturan ketenagakerjaan lainnya jika memenuhi tuntutan mantan AMT ini,” tegas Deviyan.

Sebab, permasalahannya adalah pemutusan hubungan kontraktual mereka dengan perusahaan rekanan yang tidak diperpanjang dengan alasan kualifikasi dan kinerja berdasarkan kriteria perusahaan mitra Pertamina.

Pertamina, kata Deviyan, dalam hal hubungan ketenagakerjaan dengan mantan AMT kontrakan ini tak bertanggungjawab dalam memenuhi tuntutan mereka. Apabila dipenuhi justru melanggar ketentuan penerimaan karyawan tetap yang berlaku umum. (acb)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles
Pertamina Patra Niaga Percepat Distribusi LPG ke Sibolga dan Nias yang Terisolir
PERTAMINA

Pertamina Patra Niaga Percepat Distribusi LPG ke Sibolga dan Nias yang Terisolir

Jakarta, hotfokus.com Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) terus mengebut...

PERTAMINA

Pertamina Patra Niaga Sumbagut Jamin Pasokan BBM Sumbar Stabil Setelah Akses Jalan Pulih

Jakarta, Hotfokus.com Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) terus memperkuat...

Pertamina Patra Niaga Tancap Gas! Tambah AMT Lintas Pulau untuk Percepat Distribusi BBM di Sumatera
PERTAMINA

Pertamina Patra Niaga Tancap Gas! Tambah AMT Lintas Pulau untuk Percepat Distribusi BBM di Sumatera

Jakarta, hotfokus.com Upaya pemulihan pasokan energi di Sumatera terus digenjot Pertamina Patra...

Pertamina Tingkatkan Dukungan Pendidikan dan Sosial Melalui Program TJSL di Magelang
PERTAMINA

Pertamina Tingkatkan Dukungan Pendidikan dan Sosial Melalui Program TJSL di Magelang

Magelang, hotfokus.com Pertamina memperluas kontribusi sosialnya lewat program Tanggung Jawab Sosial dan...