Banda Aceh, Hotfokus.com
Proses pemulihan listrik di Aceh masih menghadapi hambatan besar setelah banjir dan longsor melanda wilayah tersebut. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, kembali menjelaskan alasan di balik lambatnya progres sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
Dalam laporan yang ia sampaikan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melalui rapat koordinasi daring dari Banda Aceh, Darmawan menekankan bahwa kerusakan di berbagai titik jaringan menyebabkan proses perbaikan tidak bisa dilakukan secepat perkiraan awal.
“Setelah adanya bencana banjir bandang dan juga tanah longsor, maka ada kerusakan yang sangat masif di sistem kelistrikan di Aceh,” ujarnya.
Pada 7 Desember, Darmawan sebenarnya menargetkan sistem kelistrikan Aceh dapat menyala hingga 93% pada malam hari. Namun kondisi lapangan berubah drastis setelah akses terputus dan kerusakan infrastruktur bertambah parah.
Kerusakan paling kritis terjadi di jalur transmisi Bireuen–Arun, di mana enam tower ambruk diterjang banjir bandang. Lebarnya sungai yang meluap hingga ratusan meter ikut menghambat suplai dari pembangkit Arun ke Banda Aceh, sehingga pemadaman bergilir tak terhindarkan.

PLN sempat mengaktifkan kembali suplai dari PLTMG Arun ke wilayah Bireuen, Takengon, dan Samalanga pada 8 Desember. Namun ketika proses sinkronisasi diperluas ke Sigli hingga Banda Aceh, muncul kendala teknis yang membuat distribusi sementara dihentikan.
Situasi ini memaksa PLN mengerahkan langkah ekstrem. Material tower dengan total berat 35 ton harus diangkut menggunakan helikopter karena jalur darat tidak bisa dilewati. “Material untuk perbaikan tower seberat 35 ton terpaksa diangkut menggunakan heli,” kata Darmawan.
Sejauh ini, PLN sudah menormalkan kembali pasokan listrik di empat kabupaten yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Namun sejumlah desa dan jaringan tegangan rendah masih memerlukan pengerjaan lanjutan.
Masalah lain muncul di jalur transmisi Langsa–Pangkalan Brandan, di mana lima tower roboh sehingga memutus koneksi Aceh dari Sistem Besar Sumatera. Proses perbaikan diperkirakan memakan waktu hingga sepuluh hari. Sementara itu, Banda Aceh masih kekurangan pasokan sekitar 40 MW.
Darmawan kembali menyampaikan permintaan maaf atas dampak yang dirasakan masyarakat. “Kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat Aceh. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini.”
Untuk mengurangi gangguan layanan publik, PLN terus menambah kiriman genset ke berbagai fasilitas penting seperti rumah sakit, kantor pemerintahan, posko pengungsian, dan jaringan telekomunikasi. (*)
Leave a comment