Jakarta, Hotfokus.com
Para paslon Capres/Cawapres mulai giat mencari dukungan dari pemilih, sehingga terindikasi akan banyak pelanggaran dan membutuhkan pelayanan ekstra.
Namun penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, masih berkutat dengan urusan internal sendiri seperti banyak rakor.
Pengawal Demokrasi Nusantara (Pedenus), dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/12/2023), mengkritisi pola kerja yang dilakukan KPU maupun Bawaslu yang dinilai ‘setali tiga uang’ (sama saja-red).
Direktur Eksekutif Pedenus, Sali Imad, menegaskan lembaga penyelenggara pemilu di tahapan krusial masih sibuk dengan urusan dapur, malah semakin menjadi-jadi, mengabaikan tupoksi yang secara substantif sebagai lembaga pelayanan publik dalam hal ini terkhusus kepemiluan, jika urusan internal kelembagaan saja masih kemelut.
“Tahapan kampaye sedang berjalan, tapi pengaturannya masih bolong-bolong, pengadaan logistik masih dalam proses terkesan semraut ditambah rekrutmen penyelenggara tingkat TPS sebentar lagi dimulai. Ayolah teman-teman penyelenggara, banguuun. Tidur kalian terlalu miring,” ungkap Sali yang pernah menjabat Ketua Bawaslu Jakarta Utara periode lalu.
Hal senada juga dikatakan Direktur Keuangan Pedenus, Azhar Dini, yang juga mantan pimpinan Bawaslu Kota Jakarta Selatan. Ia menambahkan porsi penganggaran lembaga penyelenggara pemilu masih belum linier antara rancangan dengan realisasi. Seharusnya apa yang sudah dirancang dan terjadwal bisa konsisten di realisasikan, bukan malah ditumpuk di akhir-akhir tahun.
“Ini terkesan hanya mengejar penyerapan anggaran, sekretariat sebagai fasilitator dan eksekutor anggaran harus konsisten dan jangan sampai terkesan penghamburan anggaran negara, sumber anggaran itu dari pajak rakyat loh,” ujar Azhar. (asl/bi)
Leave a comment