JAKARTA — Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda saat ini masih tinggi. Karena itu masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 1 kilometer.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada level waspada.
“Direkomendasikan kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati dalam radius 1 kilometer dari kawah,” kata Kasbani, Kepala PVMBG, Jumat (13/7/18), sebagaimana siaran pers Kementerian ESDM.
Secara administratif Gunung Anak Krakatau masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Pada Kamis (12/7/18), gunung itu berada pada fase erupsi, sekitar pukul 20.05 Wib. Material vulkanik terlihat keluar dari bagian puncak.
Hari ini, kata Kasbani, aktivitas vulkanik Anak Krakatau berupa keluarnya material vulkanik dari bagian Kawah Krakatau dalam bentuk lontaran material pijar yang jatuh di sekitar tubuh Gunung Anak Krakatau disertai guguran lava pijar mengarah ke arah Selatan.
Sementara dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Pasauran dilaporkan terdengar bunyi aktivitas letusan dari arah gunung yang cukup keras, dengan frekuensi cukup rapat. Kaca pada bangunan Pos PGA juga tergetar.
Pos PGA Pasauran berjarak sekitar 42 kilometer dari gunung. Dengan bantuan kamera CCTV yang dilengkapi infra merah dari tempat itu dapat terlihat adanya sinar api setinggi 200 meter di atas puncak gunung.
Aktivitas vulkanik gunung yang berada 305 meter diatas permukaan laut ini menunjukkan peningkatan sejak 18 Juni 2018 lalu.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter +- 2 Km merupakan kawasan rawan bencana. (kn)
Leave a comment