JAKARTA — Banyak kalangan bersuara terkait pencopotan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama (Dirut) Pertamina. Pencopotan tersebut dinilai sarat kepentingan politik. Apalagi manajemen Pertamina di bawah komando Elia dianggap tidak mendukung program bahan bakar minyak (BBM) penugasan.
Menurut Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara,
sikap yang diambil Elia sebenarnya untuk melindungi Pertamina. Mengingat keharusan menjual BBM penugasan membuat perseroan merugi.
“Dia ingin supaya Pertamina tidak rugi dari penjualan BBM penugasan. Ini agar uang Pertamina cukup untuk menjalankan program RDMP dan di kilang baru, itu saya kira strategis,” katanya di Jakarta Minggu (21/4).
Menurut Marwan, jika pemerintah sudah berkomitmen untuk tidak menaikan harga BBM, maka kebijakan logis yang harus dilakukan adalah dengan menambah nilai subsidi, bukan membebani Pertamina.
“Politis banget itu, kalau tidak boleh naik harga BBM harusnya anggaran untuk subsidi juga ditambahkan karena Pertamina juga kesulitan dalam membangun kilang, anggarannya tertahan untuk menutup subsidi BBM,” tegasnya.
Seperti diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa memutuskan untuk mencopot Elia Massa Manik dari jabatan Dirut PT Pertamina (Persero). Sambil menunggu penetapan jabatan Dirut yang baru, Nicke Widyawati ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Dirut, calon induk holding migas itu. Nicke yang pernah bekerja satu perusahaan bersama Sekjen PDIP Hasto Kristantyo di PT Rekayasa Industri itu juga menjabat Ditektur SDM. (ACB)
“Maka saya katakan pergantian ini karena yang ada di Pertamina, adalah orang-orang yang tidak kondusif untuk menjalankan kebijakan politis dari pemerintah. Itu yang paling basic,” ungkapnya di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu (21/4).
“Yang jadi masalah karena kebijakan ini ingin dipaksakan. Kebijakan populis ini tetap dijalankan, lalu di sisi lain direksi justru terkesan menghambat maka ini perlu disingkirkan,” lanjut dia.
Leave a comment