Jakarta, hotfokus.com
Kementerian Koperasi bersama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) semakin agresif memperkuat ekonomi syariah lewat pengembangan koperasi pesantren. Dorongan ini muncul karena kopontren kini tumbuh sebagai pusat pemberdayaan yang menyatukan kegiatan usaha dan kekuatan spiritual.
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan pesantren memiliki potensi besar untuk melahirkan wirausahawan muda. Ia ingin santri tak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga membangun usaha yang menciptakan lapangan kerja. “Pesantren memiliki aset, SDM, dan ekosistem usaha yang bisa diintegrasikan dalam rantai pasok nasional. Kopontren harus menjadi pusat aktivitas ekonomi mulai dari perdagangan, agribisnis, keuangan, hingga distribusi,” ujarnya.
LPDB pun siap all out mendukung langkah itu. Mereka mendorong kopontren menjalankan usaha produktif melalui pembiayaan bergulir dan pendampingan intensif. Direktur Umum dan Hukum LPDB, Deva Rachman, menekankan komitmen tersebut bukan sekadar proyek jangka pendek. “Pemberdayaan ekonomi pesantren adalah ikhtiar besar menjadikan pesantren sebagai lokomotif ekonomi umat,” tegasnya. Ia ingin tata kelola kopontren makin kuat dan mampu masuk ke rantai pasok nasional.
Kinerja penyaluran dana menunjukkan keseriusan LPDB. Hingga Oktober 2025, lembaga itu sudah menyalurkan Rp967,9 miliar, dengan Rp836,4 miliar mengalir ke sektor riil dan Rp131,5 miliar untuk simpan pinjam. Sejak 2020, pembiayaan syariah yang digelontorkan mencapai Rp4,5 triliun.

Dengan fondasi pembiayaan kuat dan dukungan kebijakan yang terus menguat, LPDB dan Kemenkop yakin ekosistem ekonomi syariah berbasis pesantren akan makin solid dan mampu memperluas dampak ekonomi bagi masyarakat. (DIN/GIT)
Leave a comment