Home LISTRIK Electricity Connect 2025: Mendorong Ketahanan dan Kedaulatan Energi Nasional
LISTRIK

Electricity Connect 2025: Mendorong Ketahanan dan Kedaulatan Energi Nasional

Share
Electricity Connect 2025: Mendorong Ketahanan dan Kedaulatan Energi Nasional
Prosesi _launching_ Electricity Connect 2025 di Jakarta, Selasa (7/10) oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar (kedua dari kiri), Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar (kiri), Wakil Ketua Umum I MKI, Chairani Rachmatullah (ketiga dari kanan), Sekretaris Jenderal MKI, Arsyadany G. Akmalaputri (kanan), Ketua Umum MKI Periode 2004-2008, Ali Herman Ibrahim (ketiga dari kiri), dan Ketua Bidang Pendanaan MKI Periode 1998-2001, Syahril Anwar (kedua dari kanan).
Share

Jakarta, hotfokus.com

Indonesia bersiap menjadi pusat perhatian dunia energi melalui ajang Electricity Connect 2025, forum ketenagalistrikan berskala global yang akan berlangsung pada 19–21 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).

Acara yang digagas oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) ini mengusung tema “Strengthening Energy Resilience, Powering Sovereignty”, menegaskan komitmen Indonesia memperkuat ketahanan energi dan mewujudkan kedaulatan nasional melalui kolaborasi lintas sektor.

Wadah Kolaborasi Energi Nasional

Electricity Connect 2025 menjadi bagian dari peringatan Hari Listrik Nasional ke-80, yang akan menampilkan pameran teknologi, forum diskusi, serta peluang investasi dari hulu ke hilir sektor kelistrikan—mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga digitalisasi sistem energi.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, menyebut forum ini sebagai langkah penting memperkuat fondasi kemandirian bangsa.

“Electricity Connect 2025 akan menjadi ruang berharga bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berbagi ide dan pengalaman dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat energi serta tangguh menghadapi tantangan global,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/10).

Pemerintah, lanjut Wanhar, telah menyiapkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) sebagai peta jalan transisi energi. Targetnya, porsi energi baru terbarukan (EBT) naik menjadi 21% pada 2030, meningkat menjadi 41% di 2040, dan mencapai 74% di 2060.

“Transisi energi bukan sekadar mengganti sumber daya, tapi juga membangun kemandirian dan keberlanjutan. Kita harus mampu menjamin pasokan listrik yang andal sekaligus menguasai teknologi agar tidak tergantung pada negara lain,” tegasnya.

PLN Siap Jalankan RUPTL Hijau

Dukungan juga datang dari PLN. Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menegaskan komitmen perusahaan dalam mempercepat pelaksanaan transisi energi melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Dalam rencana tersebut, Indonesia diproyeksikan membutuhkan tambahan 69,5 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit dalam sepuluh tahun ke depan, dengan 76% di antaranya bersumber dari energi terbarukan.

“RUPTL 2025–2034 adalah RUPTL paling hijau yang pernah disusun. Ini menjadi landasan untuk pertumbuhan ekonomi hingga 8% ke depan. Namun, kuncinya adalah co-invest, co-innovate, co-secure energy agar kedaulatan energi benar-benar terwujud,” kata Suroso.

Bangun Kedaulatan Energi Melalui Sinergi

Wakil Ketua Umum I MKI, Chairani Rachmatullah, menilai Electricity Connect 2025 sebagai simbol kesiapan Indonesia menjadi pemain utama dalam peta energi kawasan.

“Kita tidak hanya beradaptasi terhadap transisi energi global, tapi juga ingin menjadi arsitek masa depan energi Asia dengan fondasi ketahanan nasional yang kuat,” ujarnya.

Senada, Sekretaris Jenderal MKI sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Arsyadany G. Akmalaputri, menyebut forum ini akan mempertemukan regulator, pelaku industri, dan inovator untuk memperkuat arah kebijakan energi nasional.

“Pemerintah telah menunjukkan keseriusannya melalui RUPTL hijau. Momentum ini harus dijaga agar ekosistem energi nasional makin mandiri dan berdaya saing,” tuturnya.

Menurutnya, Electricity Connect 2025 diharapkan menjadi katalis bagi kolaborasi lintas sektor dan membuka peluang investasi strategis di sektor energi terbarukan.

Suasana agenda launching Electricity Connect 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, pada Selasa (7/10).

“Forum ini menjadi ruang untuk berbagi wawasan, membangun kemitraan, dan mempercepat transisi energi bersih di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara,” tutup Arsyadany. (*)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles
PLN Diganjar Penghargaan Imipas Berkat Pemberdayaan Warga Binaan Nusakambangan
LISTRIK

PLN Diganjar Penghargaan Imipas Berkat Pemberdayaan Warga Binaan Nusakambangan

Jakarta, Hotfokus.com PLN kembali mencuri perhatian setelah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas)...

LISTRIK

PLN Tancap Gas Perkuat Ekosistem Energi Bersih Lewat Electricity Connect 2025

hotfokus.com PLN semakin agresif mendorong pembangunan energi bersih melalui gelaran Electricity Connect...

LISTRIK

PLN Melesat di COP30, Indonesia–Norwegia Sepakat Perdagangan Karbon Berteknologi Besar-Besaran

Indonesia menunjukkan taringnya di COP30 Belém setelah PLN dan GGGI, mewakili Norwegia,...

LISTRIK

PLTP Lahendong Pasok 18% Listrik Sulutgo, Jadi Andalan Energi Bersih PLN

Sulut, hotfokus.com PLTP Lahendong kembali mencuri perhatian sebagai pemasok energi bersih terbesar...