Home OPINI Ibu Kota Nusantara dan 118 Merdeka Tower
OPINI

Ibu Kota Nusantara dan 118 Merdeka Tower

Share
Greenflation Sakit Kepala
Salamuddin Daeng
Share

Oleh : Salamuddin Daeng

Lain padang lain belalang lain lubuk lain ikannya, peribahasa melayu untuk menggambarkan dua kebijakan besar yang dilakukan oleh pemimpin dua negara Melayu bertetangga, Indonesia dengan Ibukota Negara Nusantara (IKN) dan Malaysia dengan mega proyek 118 Merdeka Tower. Dua duanya adalah proyek kebanggaan nasional sekaligus sebuah langkah strategis dalam meraih pencapaian terbaik dalam ekonomi.

Media barat mengupas tuntas apa yang ingin kedua negara ini capai. Financial time menulis Is Indonesia Finally Set To Become an Economic Super Power? mengupas tuntas apa dan bagaimana serta untuk apa pemerintah Indonesia Presiden Joko Wododo hendak membangun Ibukota Baru dengan nilai sedikitnya 35 miliar dollar. Hijau Hijau Hijau kata presiden Jokowi seperti dikutip media tersebut. Sebuah strategi besar dalam transisi energi, kota zero emission, sedang diletakkan di Indonesia untuk menjadi sebuah karya, dari wacana puluhan tahun, dari gagasan pendiri bangsa, sekarang menjadi karya anak bangsa.

Sementara the New Straits Times menulis Merdeka 118 Tower: A true reflection of our nation’s remarkable progress mega proyek bernilai 5 billion ringgit akan menjadi menara tertinggi kedua di dunia setinggi 678,9 meter setelah Burj Khalifa di Dubai. Bagunan super megah ini akan menjadi situs bersejarah untuk membangkitkan semangat kemerdekaan dan nasionalisme Malaysia. Ini akan menjadi icon, sebagai kesatuan budaya, dan sekaligus sebagai pusat keuangan baru, dengan segala kontroversinya.

Harus diakui dua negara bertetangga tengah berlomba lomba untuk kebaikan negaranya. Indonesia mengesahkan UU IKN pada Februari 2022, dan direvisi lalu digantikan dengan UU baru yang disyahkan pada Oktober 2023. Malaysia mendeklarasikan mega proyek 118 Merdeka Tower pada Agustus 2023. Siapa yang lebih dulu? Yang jelas malaysia tidak ingin ketinggalan dari Indonesia. Mereka tidak ingin mengalami kegalauan berkepanjangan sejak Indonesia menjadi G20 member atau 20 negara dengan GDP terbesar di dunia.

Indonesia dengan segala rencana strategisnya dalam mengatasi beban kepadatan, polusi, kemacetan Ibukota Jakarta dengan membuat Ibukota baru green city, smart city, hijau dan digital. Malaysia bangkit kembali mewujudkan ambisinya membangun menara tertinggi setelah mereka membangun menara kembar yang menjadi kebanggaan masyarakatnya. Namun ada yang sama dari keduanya adalah semangat membangkitkan ekonomi kembali dan ingin menjadi yang terbaik. Mudah mudahan dua duanya terbaik. Selamat berjuang.[•]

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles
SPBU Pertamina, Layak Disebut SPBU Merah Putih
OPINI

SPBU Pertamina, Layak Disebut SPBU Merah Putih

Oleh : Sofyano ZakariaDirektur Puskepi Di tengah keseharian masyarakat Indonesia, Stasiun Pengisian...

Negara Invoice dan Republik Transfer Pricing
OPINI

Negara Invoice dan Republik Transfer Pricing

(Satire Fiskal di Negeri dengan Laporan Keuangan Ganda) Oleh : Andi N...

Due Diligence Adalah Kunci Menguak Kasus PIMD-Phoenix
OPINI

Due Diligence Adalah Kunci Menguak Kasus PIMD-Phoenix

Oleh: Defiyan CoriEkonom Konstitusi Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka perkara...

Monarki Nusantara ala Republik Tropis
OPINI

Monarki Nusantara ala Republik Tropis

Oleh : Andi N Sommeng Kalau orang Perancis bilang La Nation, une...