Jakarta, Hotfokus.com
Kekeringan sudah melanda sejumlah wilayah Indonesia. BMKG menyatakan 35 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengambil sejumlah langkah antisipasi agar tidak mengganggu produksi pangan.
Menurut Direktur Irigasi Ditjen PSP Rahmanto, BMKG sudah sejak dini menginformasikan bahwa musim kemarau 2019 akan dipengaruhi oleh El-Nino Lemah. Namun hal itu tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan curah hujan pada musim kemarau 2019.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita sudah mengeluarkan Informasi Kalender Tanam (KATAM) Musim Tanam Kemarau 2019 yang telah terintegrasi dengan prakiraan iklim musim kemarau 2019 oleh BMKG. Selain itu, sosialisasi antisipasi kekeringan dan percepatan tanam juga telah dilakukan di beberapa wilayah yang potensi luas tanamnya cukup besar dan yang menjadi wilayah endemik kekeringan,” papar Rahmanto, Jumat (28/6).
Terkait upaya penanganan kekeringan, Tim dari Kementerian Pertanian, melalui penanggungjawab UPSUS pada masing-masing provinsi, juga langsung turun ke lapangan dalam mengantisipasi kekeringan khususnya pada lahan sawah.
“Apabila ada laporan dari dinas pertanian setempat, kelompok masyarakat mapupun media, tim kita langsung turun ke lapangan mengantisipasi,” kata Rahmanto.
Pihaknya juga menyiapkan kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan. Seperti melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai setempat untuk melakukan gilir-giring air. “Kami memprioritaskan pengalokasian air pada lahan yang sudah mengalami kekeringan,” jelasnya.
Selain itu, juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait percepatan perbaikan saluran irigasi utama yang mengalami kerusakan dan menggangu aliran air irigasi ke lahan sawah.
“Tim juga mengidentifikasi sumber-sumber air yang masih dapat dimanfaatkan dan menyalurkannya dengan pompa pada lahan sawah yang masih terdapat standing crop,” tambah Rahmanto.(ert)
Leave a comment