Jakarta, hotfokus.com
Indonesia dan Jepang sepakat dalam menurunkan emisi karbon dan penguatan ekspor otomotif hanyalah melalui co-creation.
“Kunci dari hal tersebut perlu adanya co-creation,” kata Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), METI Jepang, Mr. Tanaka Kazushige, seperti dikutip laman Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jumat (28/6/2024).
Karenanya untuk menurunkan emisi dibutuhkan multi-pathways, seperti menerapkan bahan bakar bio-fuel. “Bio-fuel juga menjadi perhatian yang besar bagi Jepang, dan beberapa perusahaan di Jepang juga memiliki teknologi ini,” jelas Tanaka.

Hal senada juga dikatakan Plt Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika. Ia mengungkap untuk menurunkan emisi karbon, Indonesia komitmen pada multiple pathways approach, yang mencakup promosi kendaraan elektrifikasi (EV), termasuk Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) serta Fuel-Cell, pengembangan kendaraan flexible-fuel yang adaptif menggunakan bahan bakar nabati/BBN (biofuel) atau gas, serta meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Plt Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP), Hendro Martono, menjelaskan seputar tinjauan industri otomotif Indonesia serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV). Diantaranya yang antara lain mencakup peta jalan pengembangan EV, ekosistem EV, dan investasi untuk industri EV baru di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Kebijakan Perdagangan Internasional Otomotif METI, Mr. Kikuchi Takanori mengusulkan arah untuk kolaborasi dalam industri otomotif Indonesia dan Jepang berdasarkan “Inisiatif Kolaborasi Industri Otomotif Generasi Berikutnya ASEAN-Jepang” yang disepakati pada KTT Peringatan 50 Tahun Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang pada 17 Desember 2023. (bi)
Leave a comment