Jakarta, Hotfokus.com
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memastikan progres pembangunan pabrik pengolahan minyak makan merah oleh tiga koperasi sebagai piloting berjalan sesuai rencana. Ditargetkan pada Januari 2023 mendatang ketiga koperasi ini sudah mampu memproduksi minyak makan merah secara massal dan siap diperjualbelikan di wilayah sekitar pabriknya.
Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM, Ahmad Zabadi menegaskan pembangunan pabrik oleh koperasi ini berada di tiga titik yaitu di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Langkat. Pembangunan ini dilakukan bekerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Untuk produk akhir berupa minyak makan merah saat ini sudah mengantongi SNI dan untuk izin edar masih berproses sambil menunggu pabrik siap berproduksi.
“Secara teknis temen-temen di lapangan sudah mengantisipasi dan sampai sejauh ini kita masih optimis dapat menyelesaikan di Januari nanti dan akan dilaunching oleh bapak Presiden pada Januari (2023) nanti,” ujar Ahmad Zabadi dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (8/7/2022).
Ditegaskan lagi bahwa pembangunan pabrik minyak makan merah ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan para petani sawit di Indonesia yang selama ini hanya menjual Tandan Buah Segar (TBS) ke pengepul. Dengan adanya produk hilir kelapa sawit, diharapkan harga TBS meningkat dan para petani dapat memiliki produk turunan yang bernilai lebih.

“Potensi sawit itu begitu besar nilai tambahnya bukan hanya di TBS saja tapi juga di produk turunannya. Jadi kita berkeinginan bagaimana program ini bisa memberi nilai tambah yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ulasnya.
Produk minyak makan merah olahan dari TBS ini diklaim lebih sehat dibandingkan minyak goreng biasa. Bahkan sudah dilakukan uji coba oleh beberapa kalangan termasuk Chef Juna sebagai profesional di bidang kuliner. Minyak makan merah terbukti bisa digunakan memasak dan tidak mengurangi kualitas rasa masakan. Dari sisi harga dipastikan nantinya minyak ini lebih murah dibandingkan minyak goreng di pasaran.
“Kami dapat suatu gambaran bahwa minyak yang akan kita produksi oleh koperasi tidak mengurangi rasa, bahkan relatif rasanya lebih enak. Dan pasti lebih sehat karena kandungan proteinnya masih tinggi,” tukasnya. (DIN)
Leave a comment