Karawang, hotfokus.com
PJT II semakin agresif memperkuat layanan irigasi di Jawa Barat lewat perencanaan berbasis data terbaru. Setiap tahun, tim langsung memperbarui luasan sawah yang membutuhkan pasokan air. “Data ini menjadi referensi bagi Pak Gubernur untuk menetapkan berapa luas area yang harus diairi setiap tahunnya,” kata Herry Rachmadyanto, Kepala Divisi Operasi dan Pemeliharaan SDA&SDL PJT II.
Setelah data lapangan terkumpul, PJT II menghitung kebutuhan air untuk wilayah Karawang, Bekasi, Subang, hingga Indramayu. Herry menjelaskan, tim selalu mengecek kapasitas sungai serta Bendung Juanda sebelum menentukan suplai final. “Kami hitung dulu kemampuan sumber air, lalu sisanya kami penuhi dari Bendung Juanda,” ujarnya.
Untuk menjaga distribusi tetap aman, PJT II menerapkan pengawasan 24 jam penuh. Petugas memantau aliran harian, mengumpulkan laporan mingguan, lalu membahasnya dalam rapat dua mingguan untuk mempercepat penyelesaian masalah. Koordinasi bulanan dengan BBWS juga rutin dilakukan untuk memproyeksi kebutuhan irigasi sebulan ke depan. “Ini rangkaian kegiatan yang mendukung program Presiden,” tambah Herry.
Di sisi lain, pembangunan bendungan baru terus dikebut. Bendungan Cibet dan Cijurai sedang berjalan, sementara Cipamikis disiapkan mulai konstruksi pada 2026 atau 2027. Fasilitas ini memberi manfaat ganda untuk irigasi, air bersih, dan pengurangan banjir.
Akselerasi besar juga hadir lewat proyek SPAM Regional, skema KPBU terbesar di Indonesia yang berada di WS Citarum. “Ini SPAM KPBU terbesar di Indonesia dan berada di wilayah kerja PJT II,” tegas Anton Mardiyono, Tenaga Ahli PJT II. Ia memastikan suplai air baku dari Tarum Barat tetap aman selama proyek berlangsung.

Kementerian PU juga melakukan audit operasional untuk memastikan penggunaan air efisien dan tercatat akurat. PJT II melengkapinya dengan inventarisasi infrastruktur sebagai dasar normalisasi dan rehabilitasi. (SA/GIT)
Leave a comment