JAKARTA — Menyikapi peristiwa Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Aceh, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku kaget dan prihatin.
Tjahjo mengaku sempat berkomunikasi dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Dalam berkomunikasi itu dia mengatakan Irwandi terkesan sebagai pemimpin yang keras dan tegas menyangkut anggaran.
Karena itu begitu mendengar Irwandi Yusuf terjaring OTT oleh KPK, Tjahjo Kumolo mengaku kaget. Namun Tjahjo juga berpendapat, tentu KPK tidak gegabah menggelar operasi tangkap tangan.
“Saya kira saya orang yang cukup intensif komunikasi dengan Pak Gubernur. Beliau juga bersikap keras kalau masalah anggaran Aceh yang tidak mau kompromi, yang ketat, yang efektif. Kok masih ada ini. Kalau KPK ada OTT kan tidak hitungan jam atau hari, ini sudah ada telaah yang cukup lama,” katanya.
Sebagai Mendagri, Tjahjo Kumolo mengaku merasa sedih jika ada kepala daerah terjerat kasus, apa lagi korupsi. Sebab dalam berbagai forum Tjahjo tak bosan mengingatkan agar para kepala daerah memahami area rawan korupsi.
Sebelumnya KPK telah mengumumkan Gubernur Aceh dan Bupati Meriah resmi ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya pun diputuskan untuk ditahan.
Kemendagri cepat mengambil langkah dengan mengangkat wakil gubernur dan wakil bupati sebagai pelaksana tugas kepala daerah sampai ada keputusan hukum yang bersifat tetap.
Menurut Mendagri, langkah melakukan pengangkatan pelaksana tugas kepala daerah dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekosongan kepemimpinan sehingga tidak mengganggu roda pemerintahan serta pelayanan publik.
“Hari ini saya sudah teken wakil gubernur sebagai Plt kemudian wakil bupati sebagai Plt sampai berkekuatan hukum tetap karena keduanya tidak bisa menjalankan fungsi pemerintahan sehari-hari setelah ditahan KPK,” kata Tjahjo Kumolo. (kn)
Leave a comment