Jakarta, Hotfokus.com
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai elektrifikasi membuka kesempatan memanfaatkan listrik guna membangun ekonomi berdasar potensi lokal yang ada.
“Kalau rasio elektrifikasi nasional naik, diharapkan masyarakat memiliki kehidupan yang lebih baik saat ini dan masa depan,” tutur Fabby, Senin (11/2).
Tantangan terbesar pemerintah saat ini adalah ketersediaan infrastruktur kelistrikan untuk menjangkau desa-desa terpencil, pulau-pulau kecil, dan daerah tertinggal masih terbatas.
Baik jaringan listrik maupun kapasitas pembangkit. Tantangan lainnya ialah kemampuan masyarakat, khususnya rumah tangga miskin, membayar biaya sambungan baru juga rendah. ’’Jadi, solusi untuk meningkatkan elektrifikasi ialah pemerintah membangun jaringan listrik hingga ke pelosok,’’ jelas Fabby.
Kapasitas fiskal pemerintah terbatas karena ada prioritas-prioritas pembangunan lainnya yang harus dipenuhi.
Jika nanti listrik sudah masuk ke pulau-pulau kecil, biaya membeli minyak tanah untuk penerangan bakal berkurang. ’’Kualitas sinar lampu juga lebih baik sehingga dapat membantu masyarakat melakukan sejumlah kegiatan pada malam hari,’’ ujar Fabby.
Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyatakan, pemasangan listrik gratis bagi penduduk makin mempercepat rasio elektrifikasi.
Pemasangan listrik di daerah terpencil mendorong tumbuhnya bisnis dan industri di daerah tersebut. “Dengan demikian, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat,’’ terang Fahmy. (ert)
Leave a comment