Jakarta, hotfokus.com
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mendorong agar konsumsi ikan nasional lebih ditingkatkan, khususnya di wilayah Kerinci, Jambi yang dianggapnya masih rendah.
Menteri Susi menyebut angka konsumsi ikan per kapita masyarakat Jambi masih sangat rendah, jauh di bawah angka konsumsi ikan nasional yang mencapai 50,69 kg per kapita di tahun 2018 lalu. Hal ini menjadi ironi, mengingat Jambi khususnya masyarakat Kerinci memiliki Danau Kerinci seluas 4,6 km persegi yang kaya dengan hasil perikanan.
“Bukan cuma laut, danau ada, sungai juga ada, lubuk ada, rawa juga ada, dan semua wilayah air itu berpotensi untuk menghasilkan (komoditi perikanan dengan kandungan) protein sangat tinggi,” tuturnya.
Untuk mendorong kegiatan budidaya masyarakat, menurut Menteri Susi, KKP dapat menyediakan bantuan mesin-mesin pembuat pakan mandiri (Gerakan Pakan Mandiri/Gerpari). Hal ini untuk mengurangi ongkos yang harus dikeluarkan pembudidaya untuk membeli pakan dari pabrik yang dijual dengan harga tinggi.
Menteri Susi juga menyampaikan, masyarakat di imbau untuk melakukan swasembada pangan. Bahan-bahan makanan yang dapat diproduksi di daerah sendiri tak perlu disuplai dari luar. Utamanya hasil-hasil pertanian dan perikanan, di mana 75 persen masyarakat Kerinci menggantungkan hidup dari kedua sektor tersebut.
Agar kebutuhan pangan khususnya hasil perikanan dapat terpenuhi, Menteri Susi mengimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber daya perikanan. Salah satunya dengan memperhatikan daya dukung lingkungan dan menghindari eksploitasi berlebihan.
“Danau Kerinci yang cantik ini, selama ini telah membantu Bapak dan Ibu menghasilkan uang untuk menyekolahkan anak, membangun rumah, dan membangun hal lainnya. Jangan sampai berubah menjadi malapetaka. Belajarlah dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi di Jawa Barat, di Maninjau, di Singkarak, di Toba, di mana terjadi kematian massal ikan karena tidak terkontrolnya jumlah populasi keramba jaring apung (KJA),” tutur Menteri Susi.
Ia pun berpesan, agar Pemda setempat memperhatikan daya dukung danau terhadap budidaya KJA. Ia meminta masyarakat tidak memaksa menambah jumlah KJA jika memang sudah mencapai limit.
“Jika danaunya daya dukungnya tidak kuat, akan terjadi hydrogen sulfide naik, upwelling, akhirnya ikan Bapak-bapak mati semua, ribuan ton ikan mati. Kita menanam ikan hanya untuk kematian, utang ke perbankan tidak bisa bayar,” Menteri Susi mengingatkan.
Menurutnya, warga Kerinci masih memiliki alternatif lahan budidaya ikan lain, yaitu banyaknya lubuk-lubuk besar. Lubuk ini menurutnya dapat dibangun menjadi embung tempat memelihara ikan ketimbang memaksakan KJA di danau yang sudah mencapai batas. (SA)
Leave a comment