Home NASIONAL PBNU Menilai Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perlu Direvisi
NASIONAL

PBNU Menilai Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perlu Direvisi

Share
Share

BANDARLAMPUNG — Kurikulum pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah perlu direvisi. Terutama materi yang mengajarkan ayat Al Quran bertema perang.

Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, penafsiran ayat Al Quran bertema perang membutuhkan keilmuan khusus hingga tidak dikaji secara sembarangan. Tafsir yang salah dapat mengakibatkan kesesesatan.

“Kurikulum pendidikan agama harus ditinjau ulang, banyak menyampaikan ayat tentang perang, dalam mempelajarinya harus dikaitkan dengan asbabun nuzul (sebab ayat turun), banyak ayat perang yang dipakai hanya saat dalam kondisi perang, bukan saat damai,” papar Kiai Said dalam acara halalbihalal PBNU dan PWNU se-Indonesia di Bandarlampung, Senin (2/7/18), seperti ditulis laman Nahdlatul Ulama (NU).

Kiai Said juga mengingatkan, selain menyebabkan kesesatan, penafsiran secara tekstual terhadap ayat Al-Qur’an juga dapat mengakibatkan seseorang bertindak radikal. Menurut Kiai Said, menjadi radikal lanjutnya tidak harus pintar. Cukup penafsiran sendiri, sikap tidak toleran terhadap orang lain pun akan muncul.

Sikap radikal berbeda dengan sikap tawasuth (moderat) dan tasamuh (toleran) yang membutuhkan ilmu dan perlu dan kecerdasan. Sikap moderat lanjut Kiai Said telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat mendirikan kota Madinah. Kala itu Madinah tidak hanya dihuni oleh satu agama dan kelompok saja sehingga Nabi pun tidak mendirikan Darul Islam (Negara Islam) namun mendirikan Darus Salam (Negara kedamaian).

“Nabi Muhammad telah diperintahkan untuk membangun ummatan wasathan (umat moderat) di tengah keberagaman berbagai aspek. Nabi menggunakan prinsip citizenship (kemasyarakatan). Bukan memaksakan mendirikan negara Islam. Semua ini butuh kecerdasan,” jelasnya.

Jika sikap tawasut membutuhkan kecerdasan, maka sikap tasamuh lanjut Kiai Said membutuhkan akhlakul karimah. Ditengah kehidupan yang beragam ini, setiap anggota masyarakat tidak boleh menebar bibit permusuhan yang pada akhirnya akan memunculkan perpecahan.

Oleh karena itu, Kiai Said mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa mengedepankan akhlak yang baik saat berinteraksi dengan sesama.

“Martabat bangsa tergantung akhlaknya. Jika suatu negara bejat, maka tunggu saja kehancurannya,” pungkas Kiai Said.

Hadir pada Halal bi Halal tersebut para pengurus PBNU, PCNU se-Indonesia, pengurus PWNU Lampung dan PCNU se Provinsi Lampung. Hadir juga pimpinan lintas agama Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu Provinsi Lampung. Kegiatan Halal bi Halal ini diawali dengan Silaturahmi Nasional PBNU dengan PCNU se-Indonesia yang dilaksanakan di Hotel Novotel Bandarlampung. (kn)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles
Program Magang Solusi Buat Siapkan Tenaga Kerja Kompeten
NASIONAL

Program Magang Solusi Buat Siapkan Tenaga Kerja Kompeten

Jakarta, hotfokus.com Program magang di dalam maupun luar negeri dinilai merupakan instrumen...

KKP: PNBP Penataan Ruang Laut Tembus Rp775,60 Miliar
NASIONAL

KKP: PNBP Penataan RuangLaut Tembus Rp775,60 Miliar

Jakarta, hotfokus.com Langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menata ruang laut akhirnya...

RI Betot Potensi Transaksi Rp1,16 Triliun di CAEXPO 2025 di Tiongkok
NASIONAL

Panel Surya RI Mampu Unjuk Gigi di Pasar AS

Batam, hotfokus.com Keren, produk panel surya Indonesia unjuk gigi di pasar Amerika...

NASIONAL

Pekerja Migran Kesempatan Kerja di ‘Dapur’ Perusahaan Dirgantara Korsel

Jakarta, hotfokus.com Keren, 12 pekerja migran Indonesia dapat kesempatan bekerja di ‘dapur’...