Jakarta, hotfokus.com
Maraknya bisnis kuliner, dapat berdampak positif untuk menyerap hasil panen pangan petani dalam negeri. Karenanya diperlukan ekosistem dari hulu sampai dengan hilir.
“Kalau ranah produksi di Kementerian Pertanian. Lalu pasca panen itu Badan Pangan bersama BUMD, BUMN, dan seluruh dinas pangan pemerintah daerah,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya, Selasa (17/9/2024).
Ia mengungkap kepastian adanya pihak yang menyerap hasil panen petani menjadi unsur penting dalam ekosistem pangan nasional. Selama ini pemerintah terus menopang lewat berbagai strategi intervensi, seperti program bantuan pangan dan operasi pasar murah.
Sehingga sejak Oktober 2022, indeks Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) selalu berada lebih dari 100 poin. Pada Agustus tahun lalu, NTTP tercatat 106,71. Namun pada bulan yang sama tahun ini, angka NTPP di naik menjadi 110,25.

“Jadi positif karena akan bisa meng-offtake produksi di dalam negeri, ini akan sangat baik. Jadi kalau raw material itu pasti ada yang menyerap, itu sangat membantu petani,” jelasnya.
Dengan demikian, Arief menegaskan roda ekonomi terus bergerak. “Saat ini culinary business itu sangat menjanjikan. Apalagi anak-anak muda kita sudah ikut merambah di lini bisnis ini,” ucapnya.
Sementara itu, Menparekraf/ Kepala Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, menambahkan sektor kuliner merupakan sub sektor penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif.
“Kuliner ini menjadi sub sektor yang menyumbang PDB terbesar dalam ekonomi kreatif. Jumlahnya mencapai 41 persen atau Rp519 triliun dari total PDB di 2022. Tenaga kerja yang diserap pun mencapai 13 juta orang,” jelas menteri. (bi)
Leave a comment