Jakarta, Hotfokus.com
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, mengungkap kemajuan teknologi semakin pesat di sektor pembangunan infrastruktur menyebabkan bangunan gedung menjadi bagian dari beban terberat bagi keberlangsungan lingkungan hidup.
Data dari Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia, mennyebutkan bangunan menjadi sektor yang paling banyak menyerap energi. Sebesar 40% dari sumber energi dunia. “Bahkan di Indonesia, sektor ini bertanggung jawab atas 50% dari total pengeluaran energi, dan lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan,” jelasnya dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Karena besarnya penggunaan energi tersebut, lanjutnya, bangunan mampu berkontribusi hingga mencapai 30% dari total keseluruhan emisi gas rumah kaca. “Jika dibiarkan nantinya akan sangat mempengaruhi perubahan iklim hingga menyebabkan langkanya sumber energi dan pengaruh lainnya bagi lingkungan,” kata Diana.
Karenanya, ia menegaskan tantangan penghematan energi dari sektor bangunan gedung telah lama menjadi isu bersama, Kementerian PUPR telah mengenalkan prinsip bangunan gedung hijau terhadap tahapan pembangunan bangunan gedung. Apalagi penerapan tersebut telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri PUPR No 21/2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau.
Ini sebagai respon pemerintah dalam menjawab tantangan di sektor bangunan gedung yang sudah berdampak pada saat ini dan akan semakin dirasakan generasi mendatang.
Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dian Irawati, juga mengaku perlu ada upaya mitigasi perubahan iklim dengan segera mewujudkan bangunan hijau yang hemat dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lainnya pada bangunan gedung. (bi)
Leave a comment