Surakarta, Hotfokus.com
Pemerintah terus memacu industri dalam negeri memanfaatkan teknologi canggih dalam sistem produksinya agar lebih efektif dan efisien menekan biaya produksi (cost of production). Salah satunya menggunakan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), wearables, robotika canggih dan 3D Printing.
“Tapi tak bisa dipungkiri, penerapan teknologi ini sangat bergantung pada kemajuan teknologi telekomunikasi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, saat membuka Industry Summit Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) di Surakarta, Jawa Tengah, seperti dikutip Rabu (1/11/2023).
Karenanya, ekosistem 5G masuk sebagai jawaban untuk meningkatkan efektivitas penerapan teknologi industri 4.0.
Menurut menteri, jaringan 5G bisa mempercepat 20 kali lebih cepat dibanding jaringan 4G. Selain faktor kecepatan, jaringan 5G juga memiliki kelebihan latensi rendah dan bandwidth tinggi. Kelebihan ini dapat dimanfaatkan industri untuk mendesain sistem produksi dan logistik berteknologi tinggi yang memiliki daya saing tinggi bahkan di level global.
“Berkembangnya infrastruktur teknologi 5G akan menjadi menjadi katalis penerapan industri 4.0. Teknologi tersebut akan sangat berperan di connectivity layer sehingga perputaran data dan komunikasi antar mesin dapat berjalan di level yang jauh lebih kompleks,” papar Agus.
Cepat atau lambat, teknologi telekomunikasi 5G akan menjadi kebutuhan industri manufaktur di dalam negeri untuk dapat bersaing di level global.
Karenanya, Kemenperin terus berkomitmen untuk memacu perluasan ekosistem 5G, salah satunya membangun 5G Innovation Center di Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) yang merupakan kerjasama Kemenperin dengan Ericsson Indonesia. “Kami yakin kolaborasi yang baik antara Pemerintah dan para stakeholders merupakan kunci utama bagi percepatan ekosistem 5G di Indonesia,” kata Menperin. (bi)
Leave a comment