Jakarta, Hotfokus.com
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal ‘kebut’ ekosistem industri kendaraan listrik. Karena targetnya, industri otomotif di dalam negeri pada 2030 sudah memproduksi ‘kuda besi’ listrik roda dua maupun tiga sebanyak 9 juta unit. Untuk mobil dan bus listrik 600 ribu unit.
“Dengan diproduksi kendaraan sebanyak itu, kami berharap dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total,” kata Plt Sekjen Kemenperin, Putu Juli Ardika, saat acara talk show yang bertema Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, seperti dikutip Kamis (19/10/2023).
Saat ini, ia melihat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, bahkan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar, seiring adanya dorongan berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Sampai saat ini, ia mengungkap sudah ada lima perusahaan di Indonesia yang memproduksi bus listrik dengan total kapasitas produksi sebanyak 2.480 unit/tahun dengan total investasi sebanyak Rp0,36 triliun. Selain itu, tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi 34.000 unit/tahun dengan total investasi Rp2,403 triliun.
Kemudian 48 perusahaan memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit/tahun dengan total investasi Rp0,818 triliun.
Untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Indonesia saat ini memiliki dua pabrik baterai, yaitu PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC). PT HLI Green Power merupakan perusahaan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS.
“Pabrik baterai mobil listrik tersebut direncanakan akan selesai dibangun pada tahun 2023, dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik di tahun 2024,” ungkapnya.
Industri sel baterai ini nantinya menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150.000-170.000 kendaraan listrik.
Sedangkan PT International Chemical industry memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara 9 juta butir cell), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 Juta butir cell).
“Saat ini untuk sepeda motor listrik sudah terdapat tiga SNI yang mengatur ketentuan standardisasi Baterai Pack untuk KBLBB yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu SNI untuk Baterai Secara Umum (OnBoard dan Swap) dan SNI untuk baterai Swap,” jelasnya. (bi)
Leave a comment