Jakarta, Hotfokus.com
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berpeluang mengisi slot untuk memenuhi kebutuhan belanja pemerintah, swasta dan BUMN dengan nilai valuasi mencapai Rp2.000 triliun.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengungkapkan nilai transaksi Rp2.000 triliun itu berasal dari pemerintah (Rp500 triliun), BUMN (Rp500 triliun), Ibu Kota Nusantara atau IKN (Rp400 triliun), swasta dan usaha besar (Rp400 triliun). Peluang ini bisa diraih oleh UMKM melalui berbagai event yang digelar oleh pemerintah, swasta dan BUMN seperti gelaran Inabuyer B2B2G Expo 2023.
“Ini peluang dan harus digarap agar semakin banyak produk UMKM yang masuk rantai pasok industri, baik nasional maupun global,” kata MenKopUKM, pada pembukaan acara Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Gedung Smesco Jakarta.
Oleh karena itu, Menteri Teten mengapresiasi gelaran Inabuyer 2023 ini yang banyak melahirkan penandatanganan kerja sama bisnis antara pelaku UMKM dengan pemerintah (K/L), BUMN, hingga swasta besar. Sebanyak 23 BUMN dan 15 Kementerian/Lembaga dengan anggaran pengadaan terbesar, akan memberikan informasi kebutuhan pengadaannya dan dipertemukan dengan UMKM yang memiliki produk yang berkualitas dan terstandardisasi.
“Lewat Inabuyer 2023 ini bisa dipertemukan antara supplier, buyer, dan juga offtaker. Bahkan, bisa mendorong masyarakat untuk membeli produk dalam negeri dan produk UMKM,” ucap Teten.
Menurut Menteri Teten, setidaknya ada dua manfaat yang bisa diperoleh UMKM dengan masuk ke dalam rantai pasok industri. Pertama, memudahkan pihak perbankan mengucurkan kreditnya ke UMKM. “Ketika ada kepastian pasar bagi produk UMKM, maka perbankan menjadi yakin dan tidak ragu lagi untuk membiayai bisnis UMKM,” kata MenKopUKM.
Manfaat kedua, kata MenKopUKM, dengan masuk ke dalam rantai pasok industri maka akan ada peningkatan kualitas standar produk UMKM. “Ada pendampingan bagi UMKM dalam meningkatkan standar produk. Kami bantu UMKM dalam hal itu. Sebab kalau bukan kita yang membeli, lalu siapa lagi,” ucap Menteri Teten.
MenKopUKM juga optimistis Inabuyer B2B2G Expo 2023 ini mampu mendorong ekosistem kemitraan yang ideal. Diantaranya, menguntungkan kedua belah pihak, memberikan peluang bagi UMKM menjadi pemasok bahan pendukung dan bahan utama, hingga memberikan pendampingan standarisasi produk UMKM.

Sementara itu, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi menyebutkan event seperti ini harus lebih sering diselenggarakan. Apalagi karena sudah banyak produk UMKM yang memiliki kualitas setara dengan produk pabrikan usaha besar.
“UMKM harus naik kelas, sehingga produk mereka mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Terlebih lagi, kita akan memiliki bonus demografi yang luar biasa besar yang harus dioptimalkan,” ucap Hendrar.
Dia mengajak pelaku UMKM masuk ke dalam e-katalog pemerintah untuk memasarkan produknya karena ini merupakan ceruk pasar yang besar melalui APBN dan APBD. “Manfaat masuk e-katalog diantaranya adalah UMKM bisa bertransaksi dengan K/L dan Pemda. Juga, meningkatkan transaksi belanja produk dalam negeri,” kata Hendrar.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menegaskan, Inabuyer 2023 ini merupakan terobosan dalam percepatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Lebih dari itu juga untuk memperluas ekosistem pasokan barang lokal, mempertemukan buyer dengan supplier, mengkurasi produk UKM, mendorong UKM naik kelas, meningkatkan brand awareness terhadap produk lokal, memperluas peluang ekspor, dan mendapatkan peluang investasi melalui joint partner/venture.
“Produsen lokal harus mampu mengisi kebutuhan barang yang selama ini diimpor alias substitusi impor. Saya juga berharap Smesco Indonesia bisa menjadi pusat perdagangan B2B, juga B2G,” ucap Budihardjo.
Pameran tersebut ditargetkan mampu mendatangkan 5.000 pengunjung perhari dan tercatat mengikutsertakan sekitar 100-an asosiasi UMKM, hingga lebih 200 buyer dan exhibitor. (DIN/SL)
Leave a comment