Home EKONOMI Pasar Saham Indonesia Tercatat Mengalami Koreksi Di Februari
EKONOMINASIONAL

Pasar Saham Indonesia Tercatat Mengalami Koreksi Di Februari

Share
Share

Jakarta, hotfokus.com

Pasar saham Indonesia tercatat mengalami koreksi pada bulan Februari lalu, sementara obligasi Indonesia menghasilkan return positif. Melihat hal ini, Bank Commonwealth merekomendasikan reksa dana saham sebagai pilihan investasi utama karena potensi kenaikannya yang lebih menarik dibandingkan reksa dana lainnya dan Sukuk Retail yang bisa menjadi salah satu pilihan diversifikasi investasi untuk Anda yang memiliki profil risiko konservatif dan moderat.

Pada bulan Februari lalu, terjadi koreksi pada pasar saham Indonesia. Hal tersebut lebih disebabkan oleh sentimen dari perkembangan perundingan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Perundingan perang dagang tersebut diharapkan dapat terselesaikan sebelum batas waktu perjanjian tanggal 1 Maret 2019, namun tidak sesuai harapan di mana perundingan diperpanjang hingga pertengahan Maret 2019 karena kedua belah pihak masih belum menemukan titik temu perundingan.

“Hal ini membuat investor asing yang awal tahun masuk ke pasar Indonesia memutuskan menarik dahulu sebagian dananya. Dana asing yang keluar tersebut menyebabkan penurunan IHSG. Di bulan Maret ini, arah pasar keuangan juga akan kembali fokus pada pertemuan lanjutan AS dan Tiongkok,” jelas Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya.

Sementara itu di bulan lalu juga, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un kembali bertemu untuk kedua kalinya, membahas hubungan antara kedua negara terkait nuklir dan pembangunan. Namun pertemuan kedua ini masih belum menemukan titik terang hubungan antara kedua negara tersebut.

Selain itu, isu Brexit di Eropa juga menjadi salah satu sentimen dari luar negeri, dengan tenggat waktu yang semakin dekat dengan tanggal keputusan Inggris Raya meninggalkan Uni Eropa. Investor juga masih terlihat berhati-hati dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Dunia.

Di sisi lain, dari dalam Negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo di angka 6,0% dengan pertimbangan bahwa potensi kenaikan suku bunga acuan AS di tahun 2019 tidak seagresif kenaikan di tahun 2018, keyakinan bahwa inflasi tahun 2019 dapat terkendali, dan kondisi pasar keuangan dunia yang mulai melihat kembali ke emerging market setelah adanya keyakinan bahwa perang dagang antara AS dan Tiongkok dapat diselesaikan dengan perundingan.

Meski demikian, hasil laporan keuangan emiten di pasar saham Indonesia yang positif, fundamental ekonomi Indonesia dan kondisi politik yang relatif stabil, dapat menjadi sentimen positif yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investor asing. Selain itu, walaupun pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat di tahun 2019, tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih akan akan positif 5,0% – 5,4% sepanjang tahun 2019.(SA)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles
Pemerintah Akan Bangun Prototype PLTS & Akselerasi Pemanfaatannya
NASIONAL

Pemerintah Akan Bangun Prototype PLTS & Akselerasi Pemanfaatannya

Jakarta, hotfokus.com Pemerintah terus mendorong pengembangan energi terbarukan, termasuk rencana membuat prototype...

NASIONAL

Mulai Hari Ini Berlaku Potongan Tarif Transportasi Libur Nataru

Jakarta, hotfokus.com Mulai hari ini (Jumat, 21/11/2025), pemerintah memberi potongan atau diskon...

NASIONAL

Mendag: Data Harga Bapok Akurat & Objektif Jadi Pondasi Utama

Bandung, hotfokus.com Penyampaian data harga bahan pokok (bapok) yang akurat, objektif dan...

NASIONAL

Stok Pangan RI Pecah Rekor, Amran Sulaiman Sebut Bulog Siap Hadapi Lonjakan hingga 6 Juta Ton

Jakarta, Hotfokus.com Stok pangan nasional mencetak rekor baru dan langsung mendapat sorotan...