Jakarta, hotfokus.com
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan, bahwa pihaknyaĺ akan mengubah sejumlah pembangkit berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi pembangkit berbahan bakar gas.
Menurutnyq, Hal itu merupakan upaya perseroan mengurangi biaya operasi serta mendukung pemerintah mengurangi impor BBM untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan.
mengatakan bahwa konsumsi BBM pembangkit saat ini mencapai 2,6 juta kiloliter (kl). Melalui program konversi tersebut ditargetkan konsumsi BBM ditekan hanya menjadi sebesar 1,6 juta kl.
“Penurunan konsumsi BBM dari 2,6 juta kl menjadi 1,6 juta kl tersebut akan mengurangi biaya operasi dengan estimasi mencapai Rp4 triliun,” ujar dia saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Menurut dia PLN saat ini sedang mengidentifikasi pembangkit mana saja yang bisa di konversi dari BBM ke gas. Hal itu sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Sesuai Kepmen ESDM soal gasifikasi, PLN telah melakukan identifikasi untuk dilakukan konstruksi dan pengoperasian pembangkit,” kata dia
Di samping itu, PLN juga telah melaksanakan mandatori biodiesel pada pembangkit listrik berbasis diesel untuk mendukung pemerintah mengurangi impor BBM. Sesuai aturan pemerintah, imbuhnya PLN telah melaksanakan mandatori biodiesel 20% (B20) meningkat menjadi B30.
Meski begitu, penggunaan biodiesel pada pembangkit diesel justru menghasilkan emisi lebih besar dibandingkan murni menggunakan solar. Pihaknya menyatakan bahwa emisi B30 lebih besar 1,3 kali dibandinkan B20. Begitu juga penggunaan B100, emisinya justru meningkat mencapai 1,5 sampai 2 kali lebih besar dibandingkan B30.
Selain itu juga menimbulkan kerak pada mesin dan berpotensi merusak komponen mesin pada pembangkit diesel (pembangkit listrik tenaga diesel/PLTD) “Sebaiknya penggunaan CPO ini diterapkan pada mesin diesel yang memang di desain menggunakan bahan bakar nabati,” kata dia.(mul/rif)
Leave a comment